Rabu, 11 Desember 2013

7 TANAMAN PENGUSIR MALARIA


 
Indonesia kaya ragam hayati. Banyak tanaman kita diam-diam bisa menjadi pengobatan bagus. Bahkan kemanjurannya pun sudah dibuktikan nenek moyang kita. Di antaranya, tujuh tanaman diketahui bisa melawan malaria. Apa saja?
Di samping obat-obatan medis, ada beberapa tanaman yang bisa membantu melawan malaria. Pengalaman nenek moyang kiranya pantas dilestarikan dan tidak ada salahnya kita coba praktikkan. Nah, beberapa tanaman berikut terbukti mampu mengusir malaria:

1. ANUMA
Sebutan botaninya adalah Artemisia annua, termasuk suku Asteraceae. Orang Jawa dan Papua sama-sama menyebutnya anuma. Hidupnya di hutan-hutan, atau kadang tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan. Belakangan, tanaman anuma dijadikan tanaman hias dalam pot, karena tampilannya memang cukup eksotik.

Daunnya berbentuk oval, lonjong, panjang sekitar 10-18 cm dan lebar 5-15 cm. Ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgir, dan warna hijau atau ada pula ungu kehijauan. Batangnya tegak, bulat persegi, dan berwarna hijau kecokelatan. Daun atau seluruh bagian tanaman mengandung saponin, flavonoida, polyfenol, dan minyak atsiri.

Kegunaan anuma, selain sebagai obat demam, juga dipakai untuk obat malaria. Sediakan daun anuma segar sebanyak 60 gram, cuci bersih, lalu rebus dalam 400 ml air. Biarkan mendidih selama 10-15 menit. Saring, dan setelah dingin diminum. Lakukan sehari 2 kali pagi dan sore.

2. BROTOWALI
Tanaman brotowali (Tinospora crispa) hidupnya merambat. Batangnya berwarna hijau, penuh benjolan, dan banyak mengandung air. Daun berbentuk jantung berwarna hijau muda. Bunga bermahkota 6 berwarna hijau muda. Buah berwarna hijau.Batang brotowali mengandung glikosida pikroretosid, alkaloid berberina, palmatina, zat pahit pikroretin, dan hars. Oleh karena itu, batang brotowali terasa amat pahit, bahkan binatang pun enggan menyentuhnya. Mereka yang belum biasa menikmati brotowali, bisa jadi akan muntah karena pahitnya. Untuk itu, tambahkan gula pada ramuan brotowali.

Dibutuhkan tigaperempat jari batang brotowali segar. Potong batang seperlunya lalu rebus di dalam 4,5 gelas minum air. Biarkan mendidih hingga sisanya tinggal separuh. Air rebusan disaring, tambahkan pemanis gula. Saban hari, penderita malaria dianjurkan menenggak tiga kali, dan masing-masing tigaperempat gelas minum.


3. JOHAR
Tanaman johar (Cassia siamea) lumayan sering diteliti kemungkinannya sebagai obat malaria. Daunnya mengandung alkaloida bersifat sedikit beracun dan oxymethylanthraquinone. Namun, zat-zat itu masih terus diuji kaitannya dengan pengobatan malaria. Menurut Heyne (1917), sudah sejak lama daun johar dipakai mengobati malaria.

Lazimnya pohon johar ditanam di tepi-tepi jalan sebagai pohon perindang. Tingginya bisa mencapai 15 meter dengan batang berdiameter 40-50 cm. Bunganya berbentuk malai, warna kuning. Kayunya termasuk kuat dan awet.

Untuk menggunakannya dalam pengobatan malaria digunakan tigaperempat genggam daun johar segar. Silakan direbus di dalam 3 gelas air, hingga rebusannya tersisa tigaperempatnya. Saring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing tigaperempat gelas.

4. MENIRAN
Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) disebut juga dengan nama lokal memeniran, daun-gendong-anak, atau sidukung-anak. Di negeri Cina lebih dikenal dengan sebutan ye xia zhu atau zhen chu cao. Selama ini, meniran masih tumbuh liar di kebun atau hutan. Menyukai tempat-tempat yang tanahnya lembap. Ada juga yang menanamnya untuk pengobatan alami.

Meniran termasuk tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 45 cm, bunganya berseling, tumbuh pada ketiak daun. Buahnya kotak, bentuknya bulat-bulat seperti menir. Daunnya bersirip genap. Daun tersebut mengandung zat-zat seperti filantin, kalium, damar, dan zat samak.Untuk mengobati malaria, siapkan setengah genggam daun meniran, cuci bersih lalu rebus dengan air bersih sebanyak 3 gelas. Biarkan mendidih hingga tinggal tigaperempat bagian. Sesudah dingin, saring lantas minum 3 kali sehari sebanyak tigaperempat gelas. Bila perlu tambahkan sedikit madu.

Resep lainnya, sediakan 7 batang lengkap tanaman meniran, 5 biji bunga cengkeh kering, dan 1 potong kayu manis. Semuanya dicuci bersih, lalu ditumbuk halus dan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai mendidih. Saringlah, lalu silakan diminum 2 kali sehari pagi dan sore.

5. PEPAYA
Tanaman pepaya sungguh kaya gizi dan kandungan zat-zat lainnya. Daun pepaya mengandung enzym papain, alkaloid karpaino, psudo-karpaina, glikosid, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Sedangkan buahnya mengandung karotena, pectin, d-galaktosa, papain, dan sebagainya. Sementara biji pepaya memiliki glucoside, cacirin, dan karpain. Getahnya mengandung papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan sklotransferase.

Untuk mengobati malaria, ambil daun pepaya agak muda dan masih segar sebanyak setengah gelas minum. Cuci bersih lalu giling sampai halus, tambahkan tigaperempat cangkir air masak dan sedikit garam. Peras, lalu saring dan minum 3 kali sehari.

6. PULAI
Sekarang memang sudah cukup sulit menemukan pohon pulai (Alstonia spectabilis), kecuali mereka yang bergerak di bidang bisnis korek api. Kayu pulai dipakai sebagai batang korek api tersebut. Kayu pulai tergolong ringan, tidak keras, dan tak ada galihnya. Pohon pulai bisa tumbuh sangat tinggi dan besar, bisa mencapai 15 meter dengan diameter batang mencapai 60 cm.

Pohon pulai mengandung banyak getah berwarna putih yang sangat pahit. Pada kulit batangnya terdapat kandungan saponin, flavonoida, dan polifenol. Untuk mengatasi malaria, sediakan 3 jari kulit pulai, cuci dan potong-potong seperlunya. Lantas rebus dengan 5 gelas minum air bersih. Biarkan mendidih sampai setengahnya. Sesudah dingin, saring lalu minum 3 kali sehari masing-masing tigaperempat gelas. Jika perlu, boleh ditambah sedikit gula agar tidak terlalu pahit.

7. SAMBILOTO
Sambiloto (Andrographis paniculata) termasuk tanaman semusim. Ia tumbuh liar di hutan, di ladang, dan di halaman-halaman yang tanahnya agak lembap. Ada yang sengaja menanam sambiloto sebagai tanaman obat-obatan. Berbatang basah, tinggi sampai 80 cm. Daun berbentuk lonjong atau taji, berhadap-hadapan. Bunganya putih atau ungu, dan bergaris-garis dalam payung tambahan.

Tanaman ini mengandung panikulin dan zat-zat pahit (andrografin, andrografoloid). Khusus daunnya mengandung zat minyak terbang, garam-kalium dan natrium, kalmegin, dan hablur kuning (sangat pahit).

Agar malaria segera pergi, siapkan setengah genggam daun sambiloto segar. Cuci bersih lalu rebus dengan 3 gelas air bersih. Tunggu mendidih sampai tinggal seperempat bagian. Setelah dingin, saring dan minum 3 kali sehari masing-masing tigaperempat gelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar